Cerbung Horor Hantu Noni Belanda (4): Penampakan Setan Kepala Putus

Penampakannya sih cantik, tapi lehernya hampir putus~

Cerita Sebelumnya, Kedatangan Perempuan Cantik Berwajah Pucat...


"Iya bener pak, tadi bapak kan lagi mandi, daripada nunggu kelamaan, ya ibu kasih aja."


"Ya Allah, kok isok ya" Parno kaget luar biasa.


Parno pun mulai menjelaskan apa yang ia alami pagi tadi, ketika sedang mengukur sebuah bangunan tua peninggalan Belanda.


"Astaghfirullah, pak. Bapak gak bohong kan?"


Dengan keadaan masih tak percaya, sang istri menggenggam tangan Parno seraya berkata, "Bapak ngapain diikutin setan, pak? Itu setan punya dendam apa sama kita,"


Parno menggelengkan kepalanya. Ia sendiri bingung kenapa hantu perempuan tersebut mengejarnya bahkan hingga ke rumahnya yang berjarak cukup jauh dari bangunan bekas kolonial tersebut.


Semalaman Parno tak bisa tidur nyenyak, bayangan kejadian pagi tadi masih ada di dalam benaknya. Malam di keesokan harinya, Parno kembali ke tempat bangunan tua itu lagi. Ia bermaksud menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai.


Karena tuntutan dari bosnya, pekerjaan yang semestinya dikerjakan di siang hari saat hari kerja malah harus ia kerjakan di akhir pekan. Bahkan di waktu maghrib pula.


"Sial!" umpat Parno dalam hati.


Selagi dia bekerja sesekali matanya melihat ke arah kamar itu, meski takut, dalam hatinya ia masih berharap, perempuan muda yang kemarin mendatangi rumahnya kembali muncul.


Dorongan rasa penasaran yang kuat membawa Parno kembali masuk ke kamar Noni belanda tersebut. Langkah kedua kakinya yang berayun memancing suara lantai kayu di tiap pijakannya, kayu yang keropos seperti menyambut setiap makhluk yang masuk ke bangunan tersebut dengan suara khasnya.


Parno berjalan menuju kamar milik Kateline.


Kreeeet... Parno membuka pintunya. Ia tak berani masuk ke kamar tersebut, tetapi matanya merayap menuju ke bawah ranjang tempat pertama kali saat ia melihat foto itu. Betapa kagetnya Parno, nampak jelas sekali foto yang ia bawa sehari sebelumnya sudah tergeletak di bawah ranjang itu lagi, sama persis seperti saat ia pertama kali menemukannya.


"Eh jancok, kok fotonya ada di situ lagi," Parno sedikit tercekat.


Parno seakan tak percaya, ia mencoba kembali cek dan ricek, apakah benar foto tersebut adalah foto yang sama dengan yang ia bawa pulang sebelumnya. Saat baru mulai melangkah, tiba-tiba terdengar suara rintihan dari luar kamar. Parno menoleh cepat, suara berasal dari luar kamar. Dengan rasa penasaran yang menumpuk, Parno meninggalkan kamar Kateline dengan keadaan pintu terbuka.


Tak ada ruangan lain di dekat kamar Katheline kecuali toilet di sisi kanan kamar. Saat ia mencoba membuka pintu toilet, brakk, tiba-tiba pintu kamar Kateline tertutup dengan sendirinya.


"Astaghfirullaah, opo opo," Parno terkaget.


Keringatnya bercucuran melihat kamar yang baru ia tinggalkan tiba-tiba sudah menutup sendiri pintunya.


"Maaf maaf, saya gak bermaksud ganggu, maaf," ucap Parno sambil berlari kecil menuju ke ia terakhir mengukur sebelumnya. Rasa penasaran masih menyelimutinya, tetapi ketakutannya sudah tak terbendung.


"Mending aku ngopi dulu biar tenang," batin Parno.


Parno tak sadar kalau dari belakangnya muncul sosok perempuan yang diam-diam memperhatikan dirinya pergi. Wajahnya cantik, tapi kepalanya miring ke kanan. Lehernya hampir terputus.


Cerita Selanjutnya, Wajah Sendu Hantu Perempuan dan Angkringan Gaib...


Photo by Erik Müller on Unsplash