Cerbung Horor Hantu Noni Belanda (1): Sosok Misterius di Balik Jendela Gedung Tua

Noni-noni tak kasat mata menggoda~ Di kota ini banyak sekali bangunan masa kolonial yang masih berdiri dengan gagahnya, bahkan beberapa masih digunakan hingga kini.

Ada yang dimanfaatkan pemerintah sebagai kantor pemerintahan, dan beberapa yang lain digunakan sebagai tempat berteduh orang-orang yang tak memiliki kediaman. Maklum, kota ini memang dikenal sebagai salah satu kota dengan sejarah perjuangan yang panjang.

Bangunan-bangunan tua ini sudah pasti memiliki cerita masing-masing, ada yang menjadi saksi kisah cinta masa kolonial hingga saksi bisu kebengisan penjajah pada masa lampau. Kebiasaan masyarakat kita yang selalu menghubung-hubungkan bangunan warisan kolonial dengan hal mistis adalah hal lumrah.

Memang sih, gak bisa dipungkiri, hawa mistis di dalam bangunan tua milik Belanda lebih terasa bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan lain di kota ini. Ditambah dengan cerita-cerita tersebar dari mulut ke mulut, menambah keyakinan, bahwa bangunan tua zaman Belanda itu memang identik dengan hal gaib.

Parno adalah seorang pekerja bangunan borongan, dia pernah mengalami kejadian misteri. Ia mengalami hal mistis tersebut ketika sedang mengukur luas bangunan, rencananya bangunan itu mau diratakan dengan tanah dan akan dibangun pusat perbelanjaan.

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, sebelum dilakukan perobohan gedung, Ia bersama tim terlebih dahulu mengukur luas tanah dan gedung. Karena suatu hal, ia terpaksa melakukannya sendiri.

Agar tidak mengganggu pekerjaan pembongkaran dan dengan maksud menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, ia melakukan pengukuran pagi buta, sesudah sholat subuh ia tiba di lokasi sekitar pukul 04.30 waktu setempat. Tanpa babibu, ia langsung menyiapkan peralatan kerjanya.

Diawali dari lokasi terluar hingga akhirnya ia tiba mengukur bagian halaman belakang gedung. Sebenarnya nyalinya cukup ciut untuk mengukur bangunan besar tersebut, penyebabnya adanya penemuan mayat yang sudah membusuk di gedung tersebut.

"Duh Gusti paringono selamet," ucapnya kepada dirinya sendiri. Ia awasi sekelilingnya, ia sendirian. Hanya ditemani suara jangkrik yang kadang-kadang bersahutan. Matanya memperhatikan gedung, ketika ia mendongak ke atas ia melihat seperti ada wanita yang berdiri memperhatikannya, di balik kaca kamar di lantai dua.

Ia tak yakin dengan apa yang dilihatnya. Begitu ia mencoba untuk lebih fokus, wanita itu tiba-tiba berpaling dan hilang. Parno mengerutkan dahi, manusia macam apa yang ada di dalam gedung itu sepagi ini. Anak jalanan kah?

Ia pun beranjak menuju lokasi wanita itu berada. Melewati anak tangga yang melingkar hingga sampai dilantai dua. Kakinya pun melangkah ke arah kamar, menuju lokasi wanita tadi, gagang pintu yang mungkin sudah berusia ratusan tahun tersebut agak sulit untuk dibuka. Dengan sedikit paksaan, usahanya membuahkan hasil.

Kreeeeettt…!!!! "Lhoh, gak onok sopo-sopo," batin Parno.

Mata Parno melihat sekeliling ruangan yang kotor. Kamar tersebut hampir tak memiliki perabotan, hanya ada satu vas bunga tanpa bunga terselimuti sarang laba-laba di pojok kamar. Kasur yang sudah kusam dan bau ada di atas ranjang kayu lengkap dengan kelambu yang telah berganti warna menjadi kecoklatan.

Bau kotoran tikus menusuk hidung, seperti melarang aroma segar kehidupan masuk ke ruangan tersebut. Rasa penasaran memancing Parno untuk menjelajah kamar tersebut, langkah kakinya membawa dirinya tepat didepan kaca saat wanita itu berdiri. Tangannya mengusap debu yang sudah merubah kaca tersebut menjadi buram. Matanya melihat ke bawah dimana dia mengukur tanah tadi.

Selagi ia menikmati pemandangan menjelang pagi melalui jendela kaca, tiba-tiba pintu kamar menutup dengan sendirinya, bluuuugggg...!!! Parno terperanjat kaget serentak membalikan badan menuju pintu, bermaksud untuk membuka pintu kamar tersebut. Namun, pintu seakan terkunci rapat, Parno memaksa untuk terus menarik gagang pintu, tetapi nihil. Mulai hilang kesabaran, Parno menggedor pintu dari dalam.

Cerita Selanjutnya, Korban Pemerkosaan Sadis Zaman Kolonial... Photo by Erik Müller on Unsplash
Iklan