8 Rekomendasi Anime Horor Untuk Wibu Bau Tanah (Bagian 2: Habis)

Para wibu anime horor wajib tahu nih~

Kemarin kita udah kita bahas 4 rekomendasi anime horor buat wibu bau bawang. Nah, kali ini Hororpedia bakal bahas kelanjutan dari artikel yang kemarin. Tapi, kali ini kita bahas yang lebih gahar alias anime horor rekomendasi untuk kalian para wibu senior!


5. Higurashi no Naku Koro Ni

Jangan tertipu dengan visual novel maupun poster promosi anime yang diedarkan dari serial ini. Anime ini diangkat dari novel yang dirilis oleh Square Enix karya Ryukishi07.


Season pertama anime-nya dimulai pada tanggal 4 April 2006 dan episode terakhirnya rilis pada 26 September 2006 dengan total 26 episode. Mendapatkan sambutan baik dari para penggemarnya, anime ini lantas dilanjutkan dengan season ke-dua yang rilis tanggal 6 Juli 2007.


Anime Higurashi no Naku season pertama dan kedua ditulis oleh Toshifumi Kawase, serta disutradarai Chiaki Kon.


Anime ini mengambil setting di sebuah desa bernama Hinamizawa berlatar belakang tahun 1983. Keiichi Maebara adalah seorang murid pindahan yang baru saja menetap di desa tersebut. Di sana dia masuk ke sekolah satu-satunya jumlah muridnya yang sangat sedikit sehingga per angkatan hanya terdiri dari satu dua kelas saja.


Desa Hinamizawa mempunyai festival rutin tiap tahun, yang diadakan tiap musim panas tiba. Festival tersebut bernama Festival Watanagashi , sebuah festival yang ditujukan untuk menyembah Oyashiro-sama. Keanehan mulai muncul karena tiap tahunnya dalam festival, seorang warga desa akan mati dan yang lainnya hilang dengan cara yang tidak biasa. Horor pokoknya, loli-lovers sangat direkomendasikan menonton anime ini.


6. Jigoku Shoujo

Anime ini menceritakan sebuah pelayanan pembalasan dendam via internet, orang-orang menyebutnya dengan istilah ‘tautan neraka’. Pengunjung yang ingin mengunjungi situs ini, hanya dapat mengakses situs pada tengah malam, dengan syarat orang tersebut memiliki dendam.


Enma Ai adalah seorang wanita yang berada di balik situs tautan neraka itu. ia dikenal dengan istilah ‘Jigoku Shoujo’ atau gadis neraka. Bersama tiga orang anak buahnya, ia selalu siap untuk melayani keluhan-keluhan dari orang-orang yang ingin membalaskan dendam.


Namun perlu diingat, saat orang yang menjadi sasaran tersebut masuk neraka, maka jiwa si pemesan layanan-pun harus bersiap-siap masuk neraka pula. Jigoku shoujo diadaptasi dari manga dengan judul yang sama karya Miyuki Eto. Anime yang pertama kali rilis tanggal 4 oktober 2005 ini ditulis oleh Kenichi Nakamaki dan disutradarai oleh Takahiro Omori.

7. Boogiepop Phantom

Bercerita tentang perjalanan hidup Mayashita Touka, seorang gadis biasa saja yang manis dan berkepribadian jujur. Jangan tergoda dengan kepolosannya, ia bisa saja tiba-tiba berubah ketika kepribadiannya yang lain (Boogiepop) bangkit. Di anime ini Mayashita ibarat hanyalah wadah untuk Boogiepop sendiri.


Anime ini tak menampakkansisi hero-monster atau villain seperti anime kebanyakan. Plot cerita yang kompleks benar-benar melengkapi konsep misteri berbalut thriller yang ditawarkan dalam anime ini.


Boogiepop Phantom pertama kali rilis 5 Desember tahun 2000, dan kabarnya akan di produksi ulang tahun ini dengan judul Boogiepop wa Warawanai. Anime ini disutradarai oleh Takashi Watanabe, cerita oleh Sadayuki Murai dan dikerjakan oleh studio Madhouse yang bekerja sama dengan Triangle Staff.


8. Junjii-Ito Collection

Meskipun gak seseram manga-nya, anime garapan Studio Deen ini memang bisa menjadi alternatif buat kalian yang mau nonton anime horor. Sang mangaka, Junji Ito, tak perlu lagi diragukan lagi kualitas horornya.


Anime ini berdasarkan beberapa manga karya Junji Ito yang "menurut studio deen" paling menarik. (mungkin?)


Junji Ito Collection disutradarai oleh Shinobu Tagashira dengan penulis naskah Kaoru Sawada. Anime ini tayang awal tahun 2018 dengan total 12 episode + 2 episode OVA. Cus lah gapake lama!


9. Boku no Pico (Bonus)

Wes ga per lu dijelasno, anime iki pancen anime terhoror sing pernah tak tonton! No comment, anime ini gak bisa dijelasin dengan kata-kata, cukup saksikan, nikmati dan resapi!


Ilustrasi [Yudi Sutanto]